Kamu lebih percaya keledai atau Mullah-mu !?

Patung Nasrudin Hoja
Hari ini seperti biasa saya berangkat menuju Karawaci, kebetulan saya pergi untuk mengantarkan sample baju untuk dicetak kepada client sehingga harus pergi ke kantor Ehipassiko untuk mengambil sample baju yang dititipkan. Saya pun berangkat ke kantor Ehipassiko dimana sample baju itu dititipkan. Sesampainya disana saya dengan cepat masuk ke dalam memberi salam dan mengambil baju dari atas meja. Sambil ngobrol-ngobrol sebentar, tiba-tiba terlihat dari sudut mata saya sebuah komik berjudul "Nasruddin". Mengingat artikel yang terakhir saya ketik mengenai kebahagiaan dimana ada cerita mengenai Nasruddin yang memakan cabai merah untuk mencari cabai yang manis, maka saya pun tergelitik untuk membaca komik tersebut. Dan disana saya temukan sebuah cerita yang menurut saya menarik sekali.

Semua orang tahu bahwa Nasruddin itu memiliki seekor keledai, bahkan banyak cerita bijak Nasrudin yang melibatkan keledai tersebut. Suatu saat seorang lelaki yang terkenal sering tidak mengembalikan barang pinjamannya datang kepada Nasruddin dengan niat untuk meminjam keledainya. Ia memanggil Nasruddin dan bertanya "Apakah saya bisa meminjam keledai-mu, ayolah kita kan tetangga?" Nasruddin melihat orang itu dan dengan cepat membalas "Oh, kamu terlambat keledainya sudah saya jual kemarin, sudah tidak ada lagi."

Mendengar hal itu lelaki itu mengingat-ngingat dan langsung bingung "Lho, kayaknya kemarin sore saya masih melihat keledai tersebut." "KIIIIIKKKK" tiba-tiba terdengar suara keledai dari belakang rumah Nasrudin. Tanpa berpikir panjang lagi lelaki itu marah, ia berteriak memarahi Nasruddin "Dasar pembohong, tidak tahu malu Nasruddin, kau seorang Mullah (gelar untuk ulama) kau telah membohongi tetangga-mu ini!"

Mendengar itu Nasruddin berteriak balik "Enak aja, kau yang harusnya malu, masak kau lebih percaya kata-kata kedelai daripada kata-kata Mullah-mu ini!"

Setelah membaca itu saya pun berpikir. Intepretasi saya mengenai cerita ini mungkin berbeda dengan intepretasi anda, saya akan membagi apa yang saya dapatkan di cerita ini. Saya sering bercanda dengan teman saya. Bill Gates salah ngomong juga orang percaya, kalau saya ngomong bener juga orang belum tentu percaya. Bukankah sering sekali kita mendengar bukan mendengar kata-kata yang diucapkan oleh seseorang melainkan melihat siapa yang mengucapkan kalimat itu.

Dalam segi teknologi pikiran ini dapat dikatakan sebagai terjadinya proses hypnosis dengan authority sebagai teknik penembusan pikiran kritis kita. Authority maksudnya adalah kita lebih mudah percaya pada orang yang kita anggap tahu atau ahli dalam suatu hal. Hal ini sering digunakan oleh seorang master trainer Indonesia Adi W Gunawan yang menggunakan authority-nya sebagai seorang trainer yang menyelenggarakan pelatihan Hypnotherapy 100 jam dengan biaya 40 juta. Tentunya bukan orang sembarang yang dapat menyelenggarakan pelatihan seperti itu. Orang yang mengetahui hal tersebut tentu sudah menganggap Pak Adi W Gunawan sebagai master hypnotist. Sehingga orang yang sedang mendengar dia menjadi highly suggestible (sangat mudah tersugesti) dan dengan mudah percaya segala sesuatu yang ia katakan, padahal belum tentu yang ia katakan benar. Tentunya saya tidak mengatakan kalau Pak Adi menjelaskan hal yang salah, pak Adi adalah salah satu trainer favorit saya di Indonesia dan saya sangat menghormatinya. Maksud saya adalah begitu mudahnya bagi kita untuk percaya pada apa yang dikatakan seorang yang memiliki kuasa, wewenang khususnya dalam bidang religi seperti Bhante, Pendeta, Ulama, dan lainnya. Belum tentu yang mereka katakan benar, dan tentu saja belum tentu salah.

Saya juga tidak mengatakan untuk tidak mendengar kata-kata orang. Mereka tentu telah mengerjakan PR mereka untuk dapat menjadi diri mereka sehingga mereka dapat dipercayai oleh orang banyak. Mereka pun pasti memiliki pengetahuan dari hasil pembelajaran mereka. Yang saya ingin bagikan adalah sebuah semangat untuk menerima sebuah informasi tanpa berpikir itu baik atau buruk, mempelajari informasi dengan baik, mengecek dan membuktikan kebenaran informasi tersebut dan bila informasi tersebut terbukti benar dan merupakan hal yang terpuji, maka saat itulah kita bisa mengambil informasi itu sebagai kebenaran dalam hidup kita.

Bila ada kesalahan kata-kata mohon dimaafkan, tabik!

Windalfin, CHt

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review