Dualism and Nondualism. My thought about them...

Post ini merupakan jawaban saya dari pertanyaan seorang kawan mengenai dualisme dan nondualisme di Forum Komunitas mahasiswa Vidya Buddhist.


Ini saya ambil dari buku sutra Darma/sutta Dhamma karangan Tsai Chih Chung halaman 37.
Mencerahkan lho bukunya ^^
Saya baru baca sebagian, pada halaman tersebut :

Buddha: "Kita seharusnya tidak menciptakan dualisme dalam sudut pandang kita sendiri.
Terobsesi dengan perbedaan antara baik dan buruk tidaklah membantu."

Buddha: " Pemisahan baik dengan buruk akan menimbulkan prasangka suka dan tidak suka... ."

Buddha: " Selanjutnya, ketamakan, kebencian, dukacita, dan ketidakpuasan akan muncul. Ketakutan dan keterikatan pada diri sendiri pasti akan muncul dari hal-hal tersebut."

Bagaimana menurut pendapat Anda mengenai pernyataan di atas?

Bagaimana pendapat Anda mengenai pembedaan baik dan buruk seperti karma baik dan buruk atau lainny?

Thx buat sharingnya ya ^^



Menurut saya, apa yang katanya dikatakan Buddha mengenai konsep nondualism (tentunya ini akan dimengerti bila sudah mengerti apa itu Anatta) berfungsi untuk memberitahu kepada kita para manusia yang memiliki debu dimatanya, bahwa sebenarnya pikiran kitalah yang mempersepsikan apa itu baik, apa itu buruk? apakah gelap itu buruk ataukah gelap itu buruk? seorang yang bekerja pada malam hari untuk mengambil barang orang akan mengatakan gelap itu baik. orang yang bekerja dengan mata mereka akan mengatakan gelap itu buruk. seperti analogi populer mengenai orang buta yang mencoba menjelaskan mengenai gajah hanya berdasarkan apa yang mereka pegang. pada dasarnya semua hanyalah persepsi kita sebagai manusia.

Lalu bagaimana halnnya dengan karma baik dan karma buruk. penjelasan ini mungkin akan sedikit aneh, tapi yah coba saja toh ini cuma celotehan saja. menurut pendapat saya. pada dasarnya tidak ada karma baik maupun buruk, definisi karma sendiri adalah tindakan. Sama seperti penjelasan diatas pada dasarnya karma baik dan buruk, yang menentukan adalah manusia. Seorang jendral mengatakan bahwa membunuh musuh masyarakat sehingga negeri tenteram adalah hal baik, maka hal itu adalah karma baik. Namun dijaman sekarang membunuh adalah hal buruk. bahkan hukuman mati pun mendapat banyak tentangan dari publik menentang. maka membunuh adalah karma buruk. bukankah apa yang barusan anda baca itu semua hanyalah persepsi, hanya suka-suka orang menyatakan hal tersebut baik, hal tersebut buruk.

Lalu apakah ada yang namanya karma baik dan karma buruk. jawabannya ada. kenapa? bukankah itu cuma persepsi? yak benar, itu semua berasal dari pikiran, dan ingat kata2 yang berada di Dhammapada Ch.1 (1-2):

"All that we are is the result of what we have thought: it is founded on our thoughts, it is made up of our thoughts. If a man speaks or acts with an evil thought, pain follows him, as the wheel follows the foot of the ox that draws the carriage."

"All that we are is the result of what we have thought: it is founded on our thoughts, it is made up of our thoughts. If a man speaks or acts with a pure thought, happiness follows him, like a shadow that never leaves him.
"

Pikiran menciptakan baik dan buruk, karena ada yang berpikir maka hal tersebut ada, karena ada yang berpikir maka ada hal yang baik begitu pula hal yang buruk.


Sebelum saya tutup saya ingin berbagi sebuah cerita yagn lumayan terkenal; suatu hari ada seorang bikkhu yang telah bermeditasi sangat lama dan suatu saat pun ia membuka matanya dan merasa bahwa ia telah mencapai pencerahan. Dia pun datang ke gurunya dan berkata bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah kosong. Mendengar hal itu gurunya pun memukul kepala si bikkhu dengan keras. Si Bikkhu marah karena dipukul dengan keras tanpa alasan. Melihat kemarahan bikkhu tersebut gurunya pun berkata "Jika semua adalah kosong, lalu siapa yang sedang marah ini?"

Seseorang dapat mengatakan bahwa semua adalah kosong, semua hanyalah persepsi, dan lainnya. namun, masih menghina kanan kiri, menjelekkan orang-orang yang tidak sejalan dan sepengetahuan. Pada dasarnya selama kita masih manusia maka lepas dari dualisme bukanlah hal yang mudah. Namun, bukan berarti kita harus tenggelam dalam dualisme. karena itu saya bold kata terobsesi diatas. jika kita mengerti mengenai konsep nondualisme maka kita akan mengerti tentang dualisme itu sendiri. dualisme dan nondualisme pada dasarnya adalah satu dan tak dapat dipisahkan. Seperti Yin dan Yang dimana didalam Yin ada Yang dan didalam Yang ada Yin. Oleh karena itu lupakan mengenai dualisme dan nondualisme teruslah berlatih, tidak usah banyak berpikir mengenai hal tersebut. karena dengan terus berlatih maka akan ada saatnya kita mengerti mengenai hal ini, saat kita hening, dan berhenti berpikir saat itu pikiran menjadi lebih kuat.




Selamat berlatih,

Windalfin CHt, CI
Indonesian Mind Training Institute

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review