Mengenal stress dan cara menghadapinya part 1

Tuntutan pekerjaan, sekolah, kuliah, orang tua, pasangan dan lainnya sering kali membuat seseorang menjadi kalang kabut. Apalagi dengan ditambah kemacetan lalu-lintas yang harus dihadapi tiap hari di perjalanan pergi dan pulang kantor membuat beban emosi semakin menumpuk pada diri kita.

Tidak aneh sama sekali bahwa mereka yang hidup di kota mengalami stress yang berlebihan, khususnya dengan semakin cepatnya dunia bekerja. Pada jaman dahulu seorang trader saham harus menelepon brokernya untuk mengetahui pergerakan harga saham. Trader ini tidak terekspos dengan volatilitas pergerakan harga tiap menit ataupun tiap jam. 

Dengan semakin cepatnya pergerakan dunia, semakin besar juga beban kita untuk mengikuti arus tersebut atau tertinggal di belakang. Seorang pebisnis mungkin harus selalu tahu trend apa yang sedang menarik di pasaran. Ia yang terlalu tenang dan tidak mengupdate diri mereka dengan info terbaru mungkin akan ketinggalan jaman dan produknya tidak diminati pasar lagi. 

Stress berdasarkan ahli psikologi merupakan reaksi dari stimulus yang mengganggu keseimbangan fisik atau batin kita. Sebuah kejadian yang membuat stress akan memicu fight or flight response dari otak kita dan mengantarkan pesan untuk mengirimkan hormon seperti adrenalin dan cortisol ke dalam tubuh kita. Stress yang secukupnya akan membuat diri kita terus berjuang demi mencapai tujuan kita. Namun stress yang berlebihan akan membuat diri kita kelelahan dan berakibat buruk bagi kesehatan kita. 

Untungnya terlepas dari semua kejadian tersebut, kita masih dapat menjalani hidup, meningkatkan bisnis, berkeluarga, terus belajar dan berinovasi tanpa stress yang berlebihan. Caranya dengan mengkaji ulang definisi dari stress itu sendiri. Stress adalah reaksi dari stimulus yang terjadi pada kita. Pada kebanyakan waktu kita mungkin tidak dapat mengubah stimulus yang datang ke kita. Yang dapat kita ubah adalah reaksi kita terhadap stimulus tersebut. 

Stress itu hanya ada di pikiran anda

Apakah sebuah kejadian itu dapat dikategorikan membuat stress atau tidak itu adalah keputusan anda sendiri. Banyak penelitian yang menemukan bahwa bahkan sesuatu hal yang sangat dinantikan dan diinginkan banyak orang seperti pernikahan, jalan-jalan dan lainnya dapat menjadi sebuah kejadian yang membuat stress. 


Banyak ahli yang percaya bahwa sebuah kejadian yang membuat stress adalah sesuatu yang sangat subyektif. Sebuah kejadian yang membuat stress bagi anda mungkin netral bagi saya ataupun positif bagi beberapa orang lainnya. Dalam ilmu kognitif sebuah hal hanya dikatakan membuat stress bila kita tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk mengatasi hal tersebut. 

Executive Function sebuah fungsi otak yang muncul saat kita mengalami stress akan mencari cara untuk mengatasi hal tersebut. Bila EF berhasil mencari cara yang logis untuk menyelesaikan masalah tersebut, maka EF akan mengirimkan pesan ke amygdala untuk menghentikan produksi hormon stress. Sebaliknya bila EF gagal menemukan solusi yang baik maka hormon stress akan tetap di produksi. 

Saat hormon stress sudah berlebihan dan EF gagal menghadapi hal tersebut maka seseorang akan masuk ke insting primitif yaitu mekanisme flight atau kabur. Bila ada jalan kabur maka mereka mungkin bisa lega untuk sementara waktu, namun bila kejadian tersebut terjadi saat tidak ada jalan keluar maka kecemasan ia akan terus berlanjut

Otak memiliki jalan lain menghadapi stress. Akan sangat membantu bila kita memiliki teman atau pasangan atau orang yang ada disekitar kita yang dapat membantu kita atau setidaknya mendengar apa yang ingin kita ceritakan. Saat kita stress otak kita mengaktifkan social engagement system yang membuat diri kita mencari atau lari mencari bantuan ke orang-orang terdekat. 

SES akan membaca perilaku seseorang, bahasa tubuh seseorang dan kata-kata yang diucapkan orang tersebut. Dari situ ia akan menilai orang tersebut, bila SES menyukai orang tersebut maka kita akan menjadi lebih lega. SES akan membantu memproduksi hormon oxytocin yang menekan hormon stress dan membuat diri kita menjadi lebih santai. 

Perbedaan antara kemampuan seseorang menghadapi sesuatu kejadian biasa disebut resilience/ketahanan batin. Saya akan menulis tentang resilience di kesempatan lain. Dalam artikel ini kita ingin mengetahui dulu secara sederhana bagaimana stress itu bekerja dan bagaimana kita dapat mengatasinya atau bahkan menggunakannya untuk memajukan kehidupan kita. 


0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review