Mengerti dan berteman dengan perasaan kita

Pernahkan anda bertanya-tanya "Apa sih gunanya perasaan dan emosi kita itu?" Jelas kalau kita bertanya "apa gunanya mobil?" dengan cepat kita dapat menjawab "untuk mengangkut orang dari tempat satu ke tempat lainnya". Tapi kalau ditanya "Apa gunanya perasaan"? hampir semua pakar, bahkan mungkin pakar dalam bidang psikologi pun akan memerlukan waktu untuk menjawabnya itupun dengan jawaban yang berbeda-beda.

Penting bagi kita untuk mengerti apa fungsi dari perasaan kita. Karena perasaan merupakan sebuah petunjuk dari emosi yang terinstall dalam pikiran bawah sadar kita yang berfungsi untuk menunjukkan bahwa ada suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Bila kita mengacuhkan perasaan kita dan membiarkan kebutuhan kita tidak terpenuhi, maka kehidupan kita akan menjadi tidak menyenangkam yang akhirnya menjadi frustasi, stress dan lama-lama bisa saja menjadi depresi.


Saya menggunakan kata perasaan disini. Kata perasaan diartikan sebagai perasaan yang dihasilkan oleh emosi kita, bisa dibilang 'ekspresi fisik dari emosi kita'. Emosi dalam beberapa model pikiran dimasukkan sebagai fungsi dari pikiran bawah sadar. Seorang hypnotherapist bekerja di beberapa level pikiran; Pikiran sadar, pikiran bawah sadar dan pikiran tidak sadar. Pikiran bawah sadar memiliki bagian yang bernama emosi. Dan semua emosi yang kita rasakan berasal dari pikiran bawah sadar yang lalu menggerakkan pikiran tidak sadar kita untuk menciptakan ekspresi fisik dari emosi tersebut. Misalnya saat kita ketakutan, pikiran tidak sadar memompa adrenalin ke tubuh kita, meningkatkan otot kita, dan juga meningkatkan detak jantung kita. Bila kita sedih ia menciptakan air mata, ia membuat tubuh kita atau hati kita terasa sakit, Itulah sebabnya kita menyebut emosi kita sebagai perasaan. Emosi menciptakan reaksi fisik pada diri kita, dan perasaan kita muncul saat kita menyadari perubahan fisik tersebut. (damario, 2005)

Emosi adalah motivasi yang murni. Emosi adalah dorongan psikologi untuk bertindak (Banyan, 2003).  Dalam bukunya The Secret of Languange Feeling, Cal Banyan menjelaskan bahwa perasaan adalah seperti sebuah sinyal yang memberitahukan pada kita sebuah alasan untuk bertindak. Kita bisa analogikan perasaan kita seperti mobil. Setiap mobil memiliki indikator-indikator seperti indikator bensin, minyak, dan lainnya. Bila mobil tersebut terlalu panas maka indikator tertentu akan menyala di dashboard mobil kita, bila bensin sudah mau habis maka indikator yang memberitahukan bahwa bensin kita sudah perlu diisi menyala. Kita bisa memilih apakah kita akan mengisi bensin atau tidak, kita bisa memilih untuk ganti oli atau tidak. Tapi yang jelas mobil kita sudah memberitahukan pada kita bahwa mobil tersebut membutuhkan hal tersebut. Bila kita tidak lakukan maka jelas mobilnya akan rusak.

Hal yang sama juga terjadi pada perasaan kita. Kita bisa saja merasakan perasaan tersebut dan memilih untuk mengubur perasaan tersebut dan mengacuhkannya. Apa yang terjadi bila kita mengacuhkan sinyal dari perasaan kita tersebut? Untuk menjelaskannya Adi Gunawan seorang pakar pikiran di Indonesia dalam beberapa bukunya sering membicarakan tentang teori tungku mental, setiap sinyal yang kita tidak tanggapi akan menjadi api atau energi untuk membakar tungku tersebut semakin lama kita biarkan dan semakin sering kita kubur perasaan tersebut semakin besar api yang membakar tungku mental kita. Hasilnya lama-lama air yang ada didalam akan mulai meluap. Saat itu mungkin anda tidak bisa lagi menahan perasaan anda dan mulai mencari obat-obatan. Bahkan beberapa pakar psikologi pun mungkin menyarankan pasien mereka untuk meminum obat. Dari sanalah muncul Clinical Depression.

Cara terbaik untuk mengatasi masalah dengan tungku mental kita adalah dengan menerapkan konsep "living in the present" atau hidup di kekinian. artinya menyadari bahwa masa lalu telah berlalu, masa depan belum datang maka hiduplah dimasa kini. Dengan begitu maka sumber api yang memanasi tungku hanyalah api dari masa kini. Hal ini telah diajarkan dan dipopulerkan sejak jaman dulu oleh Zen, Tao dan juga Buddha. Sayangnya lebih mudah berbicara daripada melaksanakan, living in the present kadang-kadang merupakan hal yang sulit dicapai bila anda memiliki sebuah kejadian yang sangat menyedihkan, traumatik atau mungkin anda dalam keadaan emosi yang intens sehingga sulit untuk menerapkan konsep living in the present. Salah mengerti konsep living in the present ini juga memiliki bahayanya sendiri, kita akan bahas hal ini lain kali.

Bila kita mengerti apa yang dimaksud oleh perasaan kita, bila kita mengerti Bahasa Perasaan maka kita akan dapat mengintervensi hal tersebut sehingga tidak menjadi depresi, tidak menjadi stress dan tidak menjadi frustasi. Dengan mengenal maksud dari perasaan kita, maka kita akan dapat menyelesaikan masalah yang terjadi dimasa lalu namun masih membekas di hati kita. Dengan menyelesaikan masalah tersebut maka kita akan dapat lebih mudah untuk menerapkan living in the present. Kenapa? karena kita telah  melenyapkan api-api masa lalu yang membakar tungku mental kita. dengan berkurangnya api tersebut maka secara otomatis air dalam tungku kita akan lebih tenang, kita akan lebih mudah untuk berpikir. Pikiran kita menjadi lebih jernih, kita menjadi lebih tenang, bahkan mungkin saja dalam beberapa kasus ingatan kita menjadi lebih tajam. Dan saat itulah kita mungkin dapat mulai merasakan yang namanya hidup di kekinian.

Nah, seperti yang telah dijelaskan diatas. Perasaan adalah sebuah sinyal yang mengatakan bahwa ada sesuatu kebutuhan, ada sesuatu yang perlu dilakukan. Kalau begitu, apa sih yang ingin diberitahukan oleh perasaan pada kita? Untuk lebih lengkapnya anda dapat menemukannya pada buku beberapa ahli, saya sendiri menyukai konsep yang ditawarkan Cal D Banyan. Anda bisa mengecek bukunya dan websitenya di http://www.thesecretlanguageoffeelings.com/

Jadi makna beberapa perasaan menurut Cal D Banyan:
  1. Bosan  --- Ingin berkembang melalui tantangan
  2. Marah  --- Ingin keadilan bagi diri atau orang lain
  3. Rasa bersalah --- Ingin bersikap adil pada orang lain
  4. Sedih --- Ingin memiliki hal yang berharga atau orang yang berharga
  5. Kesepian --- Ingin memiliki hubungan yang berarti
  6. Tidak mampu --- Ingin merasa mampu atau memiliki keahlian tertentu
  7. Stres --- Ingin berhasil mengatur hidup sendiri atau mengatur diri
  8. Takut --- Ingin merasa aman
  9. Frustasi --- Ingin memenuhi kebutuhan dengan kemampuan sendiri
  10. Depresi --- Ingin menjadi efektif dan memiliki harapan
Tentu saja mengetahui hal ini tidak memberikan apa-apa buat diri anda sampai anda mengimplementasikannya. Bagaimana caranya?

1. Ketahui apa yang anda rasakan: kebanyakan orang saat merasakan sebuah perasaan mereka menggunakan kata-kata yang ambigu, sehingga sulit untuk mengetahui apa yang mereka rasakan. Sering sekali saat mengatakan perasaan, kita mengatakan hal seperti "saya hari ini sedang merasa tidak enak" atau "saya merasa tersakiti" kata-kata tersebut memberikan sedikit informasi mengenai apa yang anda rasakan.
Langkah pertama yang dapat anda lakukan untuk membantu memenuhi kebutuhan anda adalah dengan mengenal sinyal yang diberikan oleh emosi anda. Yaitu anda harus dapat mengetahui NAMA perasaan anda.

2. Ketahui sebab anda merasa seperti itu: Cari dalam diri anda, hal ini akan menjadi lebih mudah bila anda sudah mengetahui nama perasaan anda. Saya menemukan laki-laki lebih sulit mencari nama perasaan sedangkan perempuan lebih menghadapi kesulitan dalam mencari alasan mereka merasakan hal tersebut. Cari alasan anda merasakan perasaan yang anda rasakan.

3. Cari solusi bagi masalah tersebut: Diskusikan dengan diri sendiri. Bila anda terlatih untuk berbicara dengan higher self gunakan hal itu. Bila tidak gunakan pemikiran anda, kalau tidak cukup bertanyalah pada orang sekitar anda yang memiliki kualifikasi untuk membantu anda. Bila anda sedang dalam terapi, tanyakan pada terapis anda, pastikan terapis anda benar-benar mengerti apa yang dia lakukan.

Setelah melewati 3 langkah ini maka anda akan menemukan jawaban dari sinyal yang diberikan oleh emosi anda. Gunakan jawaban ini, bertindak dan lanjutkan hidup anda. Mulai gunakan 3 langkah diatas untuk membantu anda dalam mengembangkan kesadaran anda mengenai emosi. Anda akan terbiasa untuk menyadari emosi anda sehingga akan membawa anda ke kehidupan yang lebih baik. 3 langkah ini disebut 'the 1-2-3 self-coaching process'

Kita akan mempelajari satu per satu emosi lain kali di artikel lainnya. sebelumnya silakan belajar dari diri anda sendiri dulu. Pengetahuan hanya menjadi sebuah beban bila tidak digunakan.


Windalfin
Consultant Hypnotist

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review